Rabu, Mei 06, 2009

Father Of capoeira Angola, ^PASTINHA^


Vicente Ferreira Pastinha (biasa disebut Mestre Pastinha) (April 5, 1889, Salvador, Bahia, Brasil - November 13, 1981) adalah seorang Mestre (master practitioner) dari "the Afro-Brazilian martial art Capoeira".

Putra José Señor Pastinha dan Eugenia Maria de Carvalho, dia mengenal Capoeira pada usia 8 tahun dari seorang Afrika bernama Benedito. ceritanya berawal dari seorang anak yang lebih besar dari dia yang berada di lingkungannya sering memukulinya. Suatu hari Benedito melihat keadaan Pastinha yang menderita, dan kemudian menyuruh dia untuk datang ke rumahnya karena ia akan mengajarkan kepadanya beberapa hal. setelah belajar beberapa lama, pastinha dalam pertarungan berikutnya dengan anak yang lebih besar itu dapat menang dengan cepat dan mudah sehingga anak yang lebih besar itu menjadi menyukainya.

Pastinha adalah seorang anak yang bahagia dan sederhana. Pada pagi hari ia akan mengambil kelas seni di Liceu de e Ofício sekolah dimana ia belajar melukis; emudian menghabiskan sore harinya dengan bermain layangan dan berlatih capoeira. Pastinha meneruskan latihan capoeira dengan Benedito selama tiga tahun. bersama sahabat baiknya, Jaez Ghiyas.

Kemudian, dia melanjutkan sekolahnya di "sailor school" sesuai dengan kemauan ayahnya. sekolah yang tidak mendukung hobby capoeiranya. di sekolah, dia mengajarkan capoeira pada teman-temannya. pada saat dia berumur 21, dia keluar dari "sailor school" untuk meneruskan cita-citanya menjadi pelukis profesional. di sela-sela waktu luangnya, dia diam-diam terus belajar capoeira. yang pada waktu itu masih terlarang.

Suatu hari di tahun 1941, atas undangan Aberrê (bekas muridnya) Pastinha datang ke "roda" (suatu lingkaran tempat para capoerista bertarung) hari minggu di "ladeira do Gengibirra" yang lokasinya di "bairro da Liberdade", dimana para mestre terbaik akan berkumpul. Pastinha menemui Aberrê yang memang sudah dikenal disana. Setelah menghabiskan sore disana, sorang mestre terbaik Bahia (nama sebuah grupo capoeira) bernama Amorzinho menemuinya dan memintanya untuk memegang kelas capoeira angola.

Akhirnya, Pastinha mendirikan sebuah akademi capoeira angola pertama "Centro Esportivo de Capoeira Angola". tempatnya berada di Pelourinho. Siswanya mengenakan celana hitam dan kaos kuning, kaos yang sama yang dikenakan Ypiranga Clube, klub sepak bola favoritnya.
Dia juga bergabun dengan delegasi dari "First International Festival de Artes Negras" di Dakkar, Senegal pada tahun 1966. dia berangkat bersama João Grande, João Pequeno, Gato Preto, Gildo Alfinete, Roberto Satanás and Camafeu de Oxossi.
Pastinha bekerja sebagai penyemir sepatu, penjahit, pembuat perhiasan emas, penjaga keamanan (leão de chácara) di rumah judi (casa de Jogo) dan menjadi pekerja konstruksi di Porto de Salvador finansial untuk menghidupi dirinya, sehingga dia bisa melakukan apa yang paling dicintai, untuk menjadi Angoleiro (pelaku capoeira Angola).

Sampai pada akhirnya akademi capoeira Pastinha mengaami masa-masa sulit. Pastinha semakin tua, sakit-sakitan, dan mengalami kebutaan total. Pemerintah mengatakan padanya untuk meninggalkan bangunan akademi supaya dapat direnovasi. Tapi kenyataanya tempat itu tidak pernah kembali padanya melainkan dirubah menjadi restoran dan tempat hiburan. Pastinha merasa sakit hati atas perlakuan itu padanya, tapi tak pernah merasa menyesal atas jalan hidup yang dipilihnya, menjadi seorang capoerista. Kemudian Pastinha dipindahkan tempat tinggalnya ke suatu kota (abrigo D. Pedro II - Salvador).

Setelah Pastinha menyerahkan seluruh hidupnya pada capoeira angola, ia memainkan permainan Capoeira terakhirnya pada April 12, 1981. Pastinha, pelindung dan ayah dari Capoeira Angola, meninggal dalam usia 92 tahun pada November 13, 1981. Dia bisa bertahan karena dua murid terbaiknya, João Grande dan João Pequeno yang terus berbagi "pastinha's capoeira angola" dengan dunia.

Daniel Dawson kemudian menulis :
'Pastinha was a brilliant Capoeirista whose game was characterized by his agility, quickness and intelligence (…). Pastinha wanted his students to understand the practice, philosophy and tradition of pure Capoeira Angola. As he said, "I practice the true Capoeira Angola and in my school they learn to be sincere and just. That is the Angola law. I inherited it from my grandfather. It is the law of loyalty. The Capoeira Angola that I learned - I did not change it here in my school… When my students go on they go on to know about everything. They know; this is fight, this is cunning. We must be calm. It is not an offensive fight. Capoeira waits (…). The good Capoeirista must know how to sing, play Capoeira and the instruments of Capoeira."

'Pastinha adalah seorang Capoeirista yang cemerlang yang permainannya terbentuk dari kelincahannya, kecepatannya dan kacerdikannya. Pastinha ingin siswanya untuk memahami praktek, filsafat dan tradisi murni Capoeira Angola. Sebagaimana ia berkata, "Saya berlatih Capoeira angola yang benar dan di sekolah mereka belajar untuk bisa ikhlas dan adil. Itulah filosofi angola. saya mewarisinya dai kakek saya. Inilah hukum loyalitas. The Capoeira Angola yang saya pelajari - Saya tidak mengubahnya di sekolah ini ... ketika para muridku pergi untuk mencari tahu tentang semuanya. Mereka tahu, ini adalah peperangan, ini adalah licik. Kami harus tenang. Ini bukan pertarungan menyerang. Capoeira menunggu (... ). Capoeirista yang baik harus tahu bagaimana cara bernyanyi, bermain Capoeira dan Instrumen dalam Capoeira."

1 komentar:

It's My Life Mei 06, 2009  

silahkan berkomentar....
apa saja yang penting saya tau kalo anda sudah berkunjung.....
terimakasih...

Posting Komentar

budayakan meninggalkan pesan sebelum pulang...

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP